100.000 Milyarder Baru dalam 5 Tahun, Andakah?
Selasa, 16 Oktober 2012
Oleh: Muhaimin Iqbal
BARU-baru ini Credit Suisse mengeluarkan laporan yang sangat detil dengan judul Global Wealth Report 2012. Laporan setebal 60 halaman lebih ini antara lain meng-high lightIndonesia sebagai salah satu dari 25 negara di dunia yang akan mengalami pertumbuhan kemakmuran dalam 5 tahun mendatang sampai 2017. Bahkan menurut laporan ini di Indonesia akan lahir 100,000-an milyarder baru, Andakah salah satunya ?
Definisi aslinya adalah jutawan yaitu orang yang memiliki asset bersih US$ 1 juta ke atas, karena dalam Rupiah ini setara dengan sekitar Rp 9.6 Milyar – maka terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia saya buat sebagia milyarder dan bukan lagi jutawan.
Bila dilihat jumlahnya seolah banyak, tetapi dibandingkan dengan jumlah penduduk kita pertambahan 100,000 milyarder ini hanya sekitar 0.04% dari jumlah penduduk Indonesia. Bayangkan misalnya di Amerika pertambahan milyarder baru itu pada periode yang sama bisa mencapai 5.8 juta orang atau tumbuh sekitar 1.8% dari populasinya.
Yang juga menarik untuk pelajaran adalah negeri tetangga kita Singapore. Dengan penduduk yang hanya 5.2 juta orang, selama lima tahun mendatang akan menghasilkan jumlah milyarder baru yang hampir sama dengan Indonesia yaitu 97.000 orang atau sekitar 1.9 % dari jumlah penduduknya.
Dari mana datangnya generasi milyarder baru ini? Bila Anda pegawai yang berprestasi dan bisa sampai puncak karir di perusahaan yang lumayan besar – maka bisa jadi Anda termasuk salah satu milyarder baru itu. Tetapi akan lebih berpeluang menjadi milyarder bila Anda mampu membangun usaha Anda sendiri atau menjadi entrepreneur.
Penyebab lahirnya begitu banyak milyarder baru di Singapore dan Amerika Serikat adalah masih sejalan dengan tingkat kemudahan memulai usaha baru. Data yang dikeluarkan oleh World Bank dalam Doing Busssiness 2012, Singapore menempati urutan pertama dalam tingkat kemudahan usaha dan Amerika Serikat menempati urutan ke 4. Maka wajar bila di kedua negara tersebut entrepreneur baru mudah lahir dan berkembang yang kemudian akhirnya menyemai milyarder-milyarder baru dalam jumlahnya yang sangat banyak.
Indonesia yang berada pada urutan 129 dalam tingkat kemudahan usaha memerlukan orang-orang yang luar biasa untuk menjadi entrepreneur di lingkungan yang tidak mudah. Bila Anda termasuk salah satu dari 100.000 milyarder baru tersebut – dan Anda peroleh dengan cara yang benar , bisa jadi Andalah salah satu pahlawan yang melahirkan usaha baru itu.
Laporan-laporan seperti yang dikeluarkan oleh Credit Suisse tentang Global Wealth Report 2012 ataupun laporan World Bank tentang Doing Business 2012 ini, bisa jadi tidak akurat atau bahkan tendensius dengan kepentingannya masing-masing. Tetapi bukannya tanpa manfaat, kita tetap bisa menjadikan laporan tersebut untuk membuktikan sebaliknya misalnya.
Bahwa kita tidak seperti yang mereka sangkakan, bahwa tidak semuanya sulit di Indonesia yang kita cintai ini – kemudian ini menjadi tugas para pemegang otoritas untuk menciptakan peraturan , perijinan dlsb. yang kondusif bagi lahirnya usaha baru.
Rakyat seperti kita juga bisa membuktikan bahwa bukan hanya 0.04 % dari jumlah penduduk yang bisa lahir sebagai entrepreneur baru, kita pun bisa mencapai 1.8% atau bahkan lebih bila kita rame-rame berani dan mau terjun menanggung resiko untuk mulai usaha baru.
Lebih dari itu juga bukan banyaknya milyarder yang kita harus hasilkan, tetapi adalah banyaknya orang miskin yang bisa diangkat dari kemiskinannya. Tidak ada gunanya milyarder tumbuh pesat tetapi jumlah orang miskinnya juga bertambah banyak.
Jadi bila Anda termasuk warga negeri ini yang beruntung dan menjadi milyarder baru dalam lima tahun mendatang, jangan lupa bahwa di dalam harta Anda yang milyaran itu ada hak orang miskin yang meminta maupun yang tidak meminta. Harta Anda bukan hanya untuk Anda!
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah [2]: 177)*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar, kolumnis hidayatullah.com
BARU-baru ini Credit Suisse mengeluarkan laporan yang sangat detil dengan judul Global Wealth Report 2012. Laporan setebal 60 halaman lebih ini antara lain meng-high lightIndonesia sebagai salah satu dari 25 negara di dunia yang akan mengalami pertumbuhan kemakmuran dalam 5 tahun mendatang sampai 2017. Bahkan menurut laporan ini di Indonesia akan lahir 100,000-an milyarder baru, Andakah salah satunya ?
Definisi aslinya adalah jutawan yaitu orang yang memiliki asset bersih US$ 1 juta ke atas, karena dalam Rupiah ini setara dengan sekitar Rp 9.6 Milyar – maka terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia saya buat sebagia milyarder dan bukan lagi jutawan.
Bila dilihat jumlahnya seolah banyak, tetapi dibandingkan dengan jumlah penduduk kita pertambahan 100,000 milyarder ini hanya sekitar 0.04% dari jumlah penduduk Indonesia. Bayangkan misalnya di Amerika pertambahan milyarder baru itu pada periode yang sama bisa mencapai 5.8 juta orang atau tumbuh sekitar 1.8% dari populasinya.
Yang juga menarik untuk pelajaran adalah negeri tetangga kita Singapore. Dengan penduduk yang hanya 5.2 juta orang, selama lima tahun mendatang akan menghasilkan jumlah milyarder baru yang hampir sama dengan Indonesia yaitu 97.000 orang atau sekitar 1.9 % dari jumlah penduduknya.
Dari mana datangnya generasi milyarder baru ini? Bila Anda pegawai yang berprestasi dan bisa sampai puncak karir di perusahaan yang lumayan besar – maka bisa jadi Anda termasuk salah satu milyarder baru itu. Tetapi akan lebih berpeluang menjadi milyarder bila Anda mampu membangun usaha Anda sendiri atau menjadi entrepreneur.
Penyebab lahirnya begitu banyak milyarder baru di Singapore dan Amerika Serikat adalah masih sejalan dengan tingkat kemudahan memulai usaha baru. Data yang dikeluarkan oleh World Bank dalam Doing Busssiness 2012, Singapore menempati urutan pertama dalam tingkat kemudahan usaha dan Amerika Serikat menempati urutan ke 4. Maka wajar bila di kedua negara tersebut entrepreneur baru mudah lahir dan berkembang yang kemudian akhirnya menyemai milyarder-milyarder baru dalam jumlahnya yang sangat banyak.
Indonesia yang berada pada urutan 129 dalam tingkat kemudahan usaha memerlukan orang-orang yang luar biasa untuk menjadi entrepreneur di lingkungan yang tidak mudah. Bila Anda termasuk salah satu dari 100.000 milyarder baru tersebut – dan Anda peroleh dengan cara yang benar , bisa jadi Andalah salah satu pahlawan yang melahirkan usaha baru itu.
Laporan-laporan seperti yang dikeluarkan oleh Credit Suisse tentang Global Wealth Report 2012 ataupun laporan World Bank tentang Doing Business 2012 ini, bisa jadi tidak akurat atau bahkan tendensius dengan kepentingannya masing-masing. Tetapi bukannya tanpa manfaat, kita tetap bisa menjadikan laporan tersebut untuk membuktikan sebaliknya misalnya.
Bahwa kita tidak seperti yang mereka sangkakan, bahwa tidak semuanya sulit di Indonesia yang kita cintai ini – kemudian ini menjadi tugas para pemegang otoritas untuk menciptakan peraturan , perijinan dlsb. yang kondusif bagi lahirnya usaha baru.
Rakyat seperti kita juga bisa membuktikan bahwa bukan hanya 0.04 % dari jumlah penduduk yang bisa lahir sebagai entrepreneur baru, kita pun bisa mencapai 1.8% atau bahkan lebih bila kita rame-rame berani dan mau terjun menanggung resiko untuk mulai usaha baru.
Lebih dari itu juga bukan banyaknya milyarder yang kita harus hasilkan, tetapi adalah banyaknya orang miskin yang bisa diangkat dari kemiskinannya. Tidak ada gunanya milyarder tumbuh pesat tetapi jumlah orang miskinnya juga bertambah banyak.
Jadi bila Anda termasuk warga negeri ini yang beruntung dan menjadi milyarder baru dalam lima tahun mendatang, jangan lupa bahwa di dalam harta Anda yang milyaran itu ada hak orang miskin yang meminta maupun yang tidak meminta. Harta Anda bukan hanya untuk Anda!
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah [2]: 177)*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar, kolumnis hidayatullah.com
No comments:
Post a Comment