“KOREAN WAVE Menghadang Identitas
Nasional”
Oleh : Winda Agustin
A.
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Dalam mata
kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan ada sebuah bab dimana kita membahas
tentang identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu lambang atau
wajah dari suatu Negara secara nasional. Identitas bangsa Indonesia ditandai
dengan adanya banyak suku, agama, kebudayaan daerah dan bahasa daerah.
Keempatnya merupakan unsur pembentuk dentitas nasional di Indonesia.
Dalam pandangan
Negara lain Indonesia merupakan salah satu Negara dengan identitas yang unik
dan multicultural yang sangat terkenal. Namun akhir-akhir agaknya banyak wabah
yang melanda identitas nasional kita. Banyak hal yang mempunyai dampak pada
kelangsungan multicultural di Negara kita. Mulai dari masuknya budaya barat(mancanegara)
sampai yang hangat sekarang ini Korean wave atau kita sebut juga gelombang
budaya korea. Tak disalahkan memang karena Negara kita merupakan transit dan
pusat lalu lintas perdagangan dan pariwisata yang sering dikunjungi Negara
asing.
Namun mengikisnya
kebudayaan kita akibat masuknya busaya baru agaknya lumayan mengganggu
ketenangan kita sebagai bangsa yang bangga akan budaya sendiri. Kita lebih
menyukai kebudayaan luar daripada budaya sendiri. Mempelajari kebudayaan dan
hidup bangsa dan budaya lain adalah hal yang baik. Akan tetapi menjelma menjadi
“mereka” adalah hal yang sangat merugikan bagi diri dan bangsa kita.
Dari hal
tersebut penulis ingin membahas suatu makalah yang berkaitan tentang Korean
wave sebagai bahan pemikiran bagi pembaca. Makalah ini juga diajukan sebagai
tugas akhir semester mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Maka sesuai
latar belakang di atas maka penulis mengambil judul makalah “Korean Wave Menghadang Identitas
Nasional”
2.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
a.
Bagaimanakah
proses terjadinya Korean wave di Indonesia?
b.
Bagaimana
cara kita mencegahnya lunturnya identitas nasional karena menghadangnya Korean
wave ?
3.
Tujuan
Penulisan
Seperti
yang sudah dibahas pada latar belakang di atas maka penulis menyimpulkan tujuan
penulisan makalah sebagai berikut :
a.
Sebagai
pemenuhan tugas ujian kahir mata kuliah pendidikan kewaarganegaraan
b.
Sebagai
bahan bacaan dan informasi bagi pembaca
B.
Pembahasan
1.
Apa
itu Korean Wave?
Korean wave atau
dalam bahasa Indonesia berarti gelombang budaya korea. Korean wave saat ini
benar-benar merajalela secara besar-besaran di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dari acara televisi, selera mudik, boyband/girlband, gaya berpakaian dan
lainnya.
Disamping hal
itu ada juga hal-hal positif seperti meningkatnya hubungan bilateral
Indonesia-korea yang dapat meningkatkan pemasukan Negara. Disamping itu ada
peningkatan kesempatan pertukaran pelajar ke Negara tersebut yang tentunya akan
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun apakah
Korean wave ini banyak manfaat atau keburukannya?
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang terkenal sebagai Negara tengah. Negara tengah
merupakan istilah yang penulis berikan dengan arti bahwa Indonesia sering
mengambil sudut pandang tengah terhadap sesuatu. Misalnya ada sebuah kondisi
dimana kita diharuskan memilih dua system, maka Indonesia akan menggabungkan
kedua system dengan membuang kekurangan antara keduanya. Begitulah nyatanya
Negara kita. Terbuka akan pembaharuan.
2.
Sebab-sebab
kegoyahan identitas nasional
Mudahnya
peluang bagi kebudayaan luar masuk ke Negara kita mempermudah goyahnya
identitas Negara kita. Berikut sebab-sebab kegoyahan identitas nasional :
a.
Factor
eksternal
1)
Letak
Indonesia yang strategis
Letak
Indonesia yang berada di tengah dunia membuat Indonesia menjadi transit bagi
bangsa dan atau Negara lain. Indonesia merupakan Negara strategia yang memiliki
cuaca, iklim dan keadaan alam yang strategis jika ditanami modal. Sehingga
banyak Negara lain yang menanam modal dan membawa serta budaya gaya hidup
mereka dan menjadi tren tersendiri dikalangan pebisnis.
2)
Indonesia
pusat lalu lintas perdagangan dunia
Letak
Indonesia yang strategis juga menjadikannya sebagai pusat perdagangan. Kita
memiliki kekayaan alam melimpah namun tidak pandai mengolah hingga menjadi
barang jadi. Akhirnya Negara kita dikuasai oleh Negara lain sebgai pengolah.
Akibatnya kita diperlakukan sebagai buruh di tanah sendiri. Dibawah perintah
mereka kita tidak bisa melakukan hal yang sesuai dengan kata hati kita sebagai
bangsa nasionalis.
3)
Adanya
arus globalisasi dan internet
b.
Factor
internal
1)
Lunturnya
budaya masyarakat
Mulai
hilangnya dan adanya penyederhanaan pelaksanaan upacara atau kegiatan adat
lainnya membuat budaya khas kita menghilang dengan sendirinya. Tidak adanya
regenerasi budaya antara yang tua ke yang muda membuat banyak golongan muda
yang sama sekali tidak tahu menahu tentang adatnya serta budayanya sendiri.
Adanya akulturasi budaya dengan agama juga menimbulkan penyederhanaan
pelaksanaan adat yang lebih mudah dan tak khidmat seperti nenek moyang atau
pendahulu yang melaksanakan, sehingga aura akan keunikan budaya sendiri tak
terasa lagi.
2)
Akulturasi
budaya
Seperti
yang di bahas di poin atas, akulturasi merupakan perubahan nilai sesuatu karena
pengaruh luar tetapi tanpa menghilangkan cirri khas nya. Apakah Korean wave
yang melanda saat ini akulturasi juga?
3)
Penghilangan
budaya karena agama dan politik
3.
Proses
terjadinya Korean wave di Indonesia
Masuknya
pengaruh korea dimulai dari adanya tayang televise berupa drama seri. Dari
drama yang menarik banyak sekali peminat itu, mulailah tumbuh pecinta drama
kora yang kemudian mulai membrowsing di internet dan mencari informasi. Awalnya
hanya sekedar ingin mencari nama actor atau aktrisnya lalu berlanjut ke music,
budaya dan gaya hidup di sana. Tak bisa dipungkiri saat ini arus komunikasi
yang kuat membuat kita mudah mengakses apapun yang ingin kita tahu.
Dapat
kita perhatikan dalam acara atau media visual banyak memunculkan hal-hal yang
berkaitan dengan korea. Hal ini tentunya memiliki manfaat dan dampak.
Manfaat
Korean wave :
a.
Adanya
perkembangan pengetahuan akan budaya luar dan memberikan cerminan bagi kita
untuk juga melestarikan budaya sendiri
b.
Ketertarikan
kedua bangsa membuat hubungan bilateral kerjasama antar kedua Negara menjadi
lebih intens, terbukti dengan ikutnya korea pada Konfrensi ASEAN kemarin dan
penanaman modal di beberapa bidang
c.
Tingginya
tingkat pertukaran pelajar
Dampak Korean wave :
a.
Tanpa
adanya akulturasi budaya kita telah menduplikati budaya korea
b.
Gaya
hidup yang mulai berubah
c.
Munculnya
grup dance seperti girlband dan boyband yang merupakan cirikhasmusik korea dan
hal ini sangat diminati oleh bangsa kita
d.
Malu
dengan budaya sendiri dan lebih menyukai budaya korea
4.
Cara
mencegah lunturnya identitas nasional karena Korean wave
a.
Pemerintah
harus lebih menggalakkan budaya sendiri
b.
Memberikan
pengertian dan pemahaman bahwa identitas kita sebagai bangsa nasionalis harus
tetap hidup dalam hati kita, salah satunya melalui pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
c.
Pengalkuturasian
budaya, lebih baik daripada asimilasi
d.
Regenerasi
penerus budaya tiap daerah harus lebih digiatkan
C.
Penutup
1.
Kesimpulan
Adanya suatu masukan dari luar adalah hal yang lumrah
bagi Negara yang berada di pusat jalur perdagangan, lalu lintas dan penanaman
modal. Indonesia rentan oleh berbagai gelombang budaya luar yang masuk yang
terkadang tak ayal dapat menghancurkan kebudayaan sendiri. Melalui pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan agaknya mungkin kita dapat meminimalisir invasi
budaya luar tersebut karena identitas yang mulai luntur dan berganti ke
identitas lain tentunya menjadi pertanda bahwa kita bangsa Indonesia telah
menghilang jiwanya.
2.
Saran
Demikianlah makalah
ini dibuat semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya. Kritik dan
saran penulis terima dengan senang hati dem
No comments:
Post a Comment