PANDANGAN DASAR_____________________
1. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup.
Pendidikan
tidak hanya sebagai alat tetapi juga sebagai pembaharu hidup atau
renewal of life. Pendidikan dikatakan sebagai kebutuhan untuk hidup,
adalah karena adanya anggapan bahwa pendidikan tidak hanya sebagai alat
tetapi juga sebagai pembaharu hidup atau renewal of life. Hidup itu
selalu berubah, selalu menuju kepada pembaharuan. Hidup adalah a self
renewing process throught action upon environment.
2. Pendidikan sebagai pertumbuhan.
Untuk
mengaktualkan potensi-potensi anak yang tersembunyi (Potensi
tersembunyi yang disebut potensialitas pertumbuhan). Pendidikan sebagai
pertumbuhan karena adanya kebelummatangan si anak akan tetapi dalam
keadaan tersebut terdapat potensi tersembunyi yang disebut potensialitas
pertumbuhan. Dalam mengaktualkan potensi-potensi tersembunyi tersebut,
pendidikan memiliki peranan penting.
3. Pendidikan sebagai fungsi sosial.
Pendidikan
sebagai fungsi sosial karena anak merupakan individu sekaligus makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dengan individu lainnya. Oleh karena
itu, pendidikan harus mampu memfasilitasi anak dalam melakukan proses
sosialisasi sehingga dapat menjadi warga masyarakat yang diharapkan.
Pandangan
dasar di atas sesuai dengan filosofi yang mengarah kepada filsafat
pragmatisme, yaitu tentang hakikat realitas, manusia dipandang sebagai
makhluk yang dinamis, tumbuh dan berkembang. Anak dipandang sebagai
individu yang aktif. Dalam pandangan pragmatisme, pendidikan diartikan
sebagai proses reorganisasi dan rekonstruksi (penyusunan kembali)
pengalaman sehingga dapat menambah efisiensi individu dalam interaksinya
dengan lingkungan, dengan demikian mempunyai nilai sosial untuk
memajukan kehidupan masyarakat. Selain itu, aliran pragmatisme juga
menentang pendidikan tradisional. Tokoh aliran filsafat ini ialah John
Dewey dan Williams James.
PRINSIP________________________________
Dalam
proses belajar, Dewey menekankan pentingnya prinsip learning by doing
(belajar dengan bekerja dan praktik) karena kedua kegiatan tersebut
tidak dapat dipisahkan seperti halnya pendidikan dengan kehidupan atau
seperti anak dengan masyarakat. Learning by doing ini berlaku bagi semua
tingkatan usia anak, sehingga aliran ini mengembangkan teori pendidikan
baru dengan prinsip-prinsip antara lain:
1. Anak harus bebas agar dapat berkembang secara wajar.
2. Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar.
3. Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
4. Harus ada kerjasama sekolah dan rumah
5. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan eksperimentasi (Wanan Ardhana, 1986: 16-17).
PENDEKATAN______________________________________
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran barang sesungguhnya, antara lain:
4. Pendekatan inquiri
Pendekatan
yang melibatkan keterampilan pemerolehan berbagai konsep pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang dilakukannya sendiri
melalui sejumlah proses seperti mengamati, mencari dan menemukan, dsb.
5. Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan yang mengupayakan anak membangun sendiri pengetahuannya melalui proses belajar mandiri.
6. Children Centre
Merupakan
pendekatan yang menganggap pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak
pada aktivitas anak. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak
memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari,
menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
METODE________________________________
Metode yang dapat digunakan atau dikembangkan, antara lain :
1. Metode buah limau (menjadi ciri khas)
Metode
pendidikan yang dilaksanakan dalam menanamkan budi pekerti dan kata
hati anak yaitu dengan mengalahkan keburukan tingkah laku anak dengan
perbuatan baik. Oleh karena itu pendidikan ini menentang adanya hukuman
sebagai bentuk alat pendidikan.
2. Metode penemuan
Metode
pendidikan yang mengkondisikan anak untuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuannya, mengembangkan kemampuan dan keterampilan pada anak agar
lebih kreatif dan aktif.
3. Metode observasi
Metode yang Bahan pengajaran disajikan dengan konkret sehingga anak dapat melakukan pengamatan dan mengalami secara langsung.
4. Metode eksperimen
Metode
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikuti dan melaksanakan
prosedur percobaan ilmiah dalam memahami suatu gejala atau peristiwa
tertentu. Metode ini menuntut keaktifan anak untuk melakukan percobaan
sendiri, mengamati proses dan hasil percobaan yang dilakukannya.
Sehingga anak dapat berpikir dan bekerja secara sistematis.
5. Metode problem solving
Metode pengajaran yang melibatkan guru dan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6. Metode demonstrasi
Metode
pengajaran yang dilakukan dengan cara memperlihatkan suatu bentuk
proses atau kegiatan tertentu agar dapat diikuti oleh anak.
7. Metode diskusi
Metode dengan mengajar anak membicarakan suatu benda atau peristiwa yang akan dibahas bersama.
8. Metode resitasi
Metode dengan memberikan penugasan pada anak untuk mengerjakan berbagai kegiatan atau permainan tertentu.
9. Metode tanya jawab
Metode yang melibatkan anak dan guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang suatu tema, objek atau peristiwa tertentu.
SUMBER BELAJAR________________________
• Lingkungan di sekitar anak.
• (TV, tape-recorder,VCD-player), ke Kebun Binatang, Musium, Taman Mini, Taman Buah atau Taman Impian Jaya Ancol.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN________
Model pengajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan lima langkah sebagai berikut :
a. Langkah Persiapan
Guru
mempersiapkan tema dan pokok masalah yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan pengajaran proyek. Setiap bidang studi (pengembangan) yang
sesuai dengan tema atau pokok masalah tersebut disusun dan
diorganisasikan dalam suatu rencana pengajaran (misalnya satuan
pelajaran atau satuan kegiatan harian). Dalam langkah pertama, guru
hendaknya mengidentifikasi dan merelevansikan isi setiap bidang studi
yang akan dilaksanakan dengan pengajaran proyek.
Pada tahap persiapan, guru juga harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan:
1. Pemberian materi yang akan diberikan secara klasikal.
2.
Pemberian bahan pengajaran secara tertulis sehingga anak dapat memiliki
pemahaman yang lebih mendalam berkaitan dengan isi bahan pelajaran.
3. Jenis-jenis tugas yang dikerjakan anak secara kelompok (5-7 orang) atau perorangan.
4. Menetapkan jumlah jam yang akan digunakan pada setiap jam pelajaran.
5. Rencana perjalanan sekolah yang akan dilaksanakan.
6. Rencana pameran yang akan diselenggarakan oleh anak-anak.
b. Pendahuluan
Dalam
kegiatan pendahuluan, guru mengadakan percakapan bersama anak-anak
secara klasikal tentang tema atau pokok masalah serta bidang studi yang
berkaitan. Percakapan ini sekaligus dapat menjajaki kesanggupan anak
dalam mengenal bahan pelajaran serta tugas yang akan dikerjakannya.
Percakapan juga dimaksudkan membangkitkan perhatian dan semangat
anak-anak untuk melihat, menyelidiki, menyimpulkan dan mengkomunikasikan
tentang sesuatu yang ditemukannya. Dalam kegiatan percakapan, guru
dapat menulis hal-hal yang sudah dikenal anak dari tema atau pokok
masalah yang sedang dibicarakan. Hasil percakapan ini akan
mengidentifikasi berbagai pokok proyek dalam setiap bidang studi yang
akan diselidiki anak.
c. Perjalanan Sekolah atau Survey
Perjalanan
sekolah atau survey dilakukan pada beberapa keluarga atau rumah yang
berdekatan dengan lokasi sekolah. Masing-masing kelompok murid sesuai
dengan tugasnya melakukan pengamatan pada berbagai hal yang menjadi
persoalan. Agar perjalanan sekolah tersebut berlangsung tertib maka guru
harus memberikan dan menanamkan tata tertib pada anak ketika akan
melakukan kunjungan, misalnya bersikap dan berbicara sopan, membawa buku
catatan.
d. Pengolahan Masalah
Setelah
mengadakan kunjungan tiap kelompok secara tertib kembali masuk ke
sekolah dengan membawa hasil pengamatan. Semua data yang dikumpulkan
kelompok dilaporkan pada guru sebelum disampaikan pada diskusi dan
laporan pengamatan tiap kelompok dalam presentasi kelompok. Secara
bergiliran setiap kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk
menjelaskan, menyimpulkan dan menyampaikan berbagai temuan sesuai dengan
tugasnya. Kegiatan pengolahan masalah selanjutnya dapat dilakukan murid
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini akan tampak
kesibukan para murid dalam mengerjakan berbagai tugasnya. Dengan
demikian, kelas memperlihatkan fungsinya sebagai laboratorium bagi
murid-murid untuk belajar sambil mengerjakan sesuatu. Disinilah aplikasi
(penerapan) konsep “learning by doing” diwujudkan oleh Kilpatrick
sebagai kelanjutan dari pengembangan konsep pendidikan Dewey.
e. Pameran
Sesuai
dengan rencana, pameran dirancang dan dilaksanakan dari dan oleh anak
itu sendiri. Anaklah yang menyusun meja dan kursi sehingga menjadi satu
stand pameran. Anak juga yang menghiasi stand tersebut dengan taplak
meja, warna-warni, pas bunga serta menempatkan berbagai hasil pengolahan
pengamatan. Guru lebih banyak bertindak sebagai pengawas dan pembimbing
anak-anak dalam mempersiapkan stand pameran sebaik mungkin. Pada hari
(berlangsungnya acara) yang telah ditentukan sesuai dengan undangan maka
para orang tua dan keluarga di sekitar sekolah berpartisipasi untuk
hadir melihat, mengamati, bertanya dan memberikan berbagai tanggapan
pada berbagai stand yang disiapkan anak-anak.
Referensi:
Hapidin. 2009. KDPBS. Bekasi: STAI Bani Saleh
Sumber : http://justranata.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-proyek.html
No comments:
Post a Comment