PROSEDUR EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN


PROSEDUR EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN

PROSEDUR EVALUASI PROGRAM

Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu : (1) membuat perencanaan, yang meliputi : menyusun kisi-kisi dan uji-coba, (2) mengumpulkan data, (3) mengolah data, (4) menafsirkan data, dan (5) menyusun laporan
A.     Membuat Perencanaan Evaluasi
1.       Menyusun Kisi-kisi (Layout/Blue-Print/Table of Specification)
Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan sesuai dengan kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsi adalah sebagai pedoman bagi guru untuk membuat soal menjadi tes. Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah :
a.       Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
b.      Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
c.       Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Contoh
Kisi-kisi Soal :
                                  
Nama Madrasah                      :……………………
                                  
Program/Jurusan                      : ……………………
                                  
Mata Pelajaran                        : ……………………
                                  
Semester / Tahun                     : ……………………
                                  
Kurikulum Acuan                   : ……………………
                                  
Alokasi Waktu                        : ……………………
                                  
Jumlah Soal                             : ……………………
                                  
Standar Kompetensi               : ……………………

Langkah-langkah dalam mengevaluasi
1.      Persiapan
2.      Pelaksanaan
3.      Pengolahan hasil
Ketiga langkah tersebut dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang lebih operasional meliputi:
  1. Perencanaan dan perumusan kriterium
  2. Pengumpulan data
  3. Persifikasi data
  4. Pengolahan data
  5. Penafsiran data (Muchrtar Buchori, 1980: 21)
A) Langkah Perencanaan dan Perumusan Kriterium
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. (http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009).
Dalam langkah perencanaan dan perumusan kriterium hal-hal yang dilakukan mencakup:
(a)        perumusan tujuan evaluasi
(b)        penetapan aspek-aspek yang akan diukur
(c)        menetapkan metode dan bentuk tes
(d)       merencanakan waktu evaluasi
(e)        melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Dalam langkah perencanaan ini perlu kita lakukan segenap langkah pendahuluan yang dapat kita temukan, misalnya: penyusunan jadwal untuk waktu-waktu pengumpulan data, mempersiapkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, menentukan jenis-jenis data yang harus dikumpulkan, menentukan jenis-jenis pengolahan data yang akan dikerjakan dll. ( Daryanto, 1999: 128)
Sukses yang akan dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Yang dapat kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah soal-soal yang berhubungan dengan pertanyaan untuk evaluasi yang akan dipergunakan kemudian. Yang paling penting kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah berapa kalikah dalam satu tahun kita harus mengadakan evaluasi
.           Untuk mengambil keputusan mengenai soal tersebut pertimbangan yang harus kita utamakan ialah kelengkapan gambaran tentang pertumbuhan para siswa dalam kecakapan yang kita ajarkan. Artinya jumlah yang akan kita tetapkan mengenai evaluasi yang akan kita adakan dalam jangka waktu satu tahun itu kita hubungkan dengan tujuan memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemajuan yang akan dicapai oleh para siswa selama jangka waktu setahun itu pula. Kalau pertumbuhan yang akan dicapai oleh para siswa kita tadi dapat kita bayangkan sebagai suatu pertumbuhan yang terdiri dari empat fase misalnya, maka ada baiknya untuk mengadakan empat kali evaluasi selama jangka waktu satu tahun tadi.
Ini merupakan soal praktis yang banyak sedikitnya biasanya selalu diketahui oleh setiap pengajar. Dengan merenungkan sedikit sifat materi yang kita ajarkan biasanya kita akan dapat membangunkan gambaran semacam itu.
B) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan obyek dengan menggunakan alat yang telah diuji cobakan. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan metode tes tulis, tes lisan, dan tes tindakan yang akan dibicarakan tersendiri. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Langkah-langkah pengumpulan data:
1.      Menentukan data apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik, penentuan data yang harus dikumpulkan untuk keperluan tugas evaluasi ini berhubungan erat dengan rumusan tentang tugas kita dalam suatu usaha pendidikan. Rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan suatu ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan. Adapun rumusan tentang tujuan yang harus kita capai untuk menentukan aspek-aspek manakah dari seluruh pertumbuhan seorang anak, maupun sekelompok siswa terutama harus kita perhatikan dan manakah serta sampai ke tarap manakah pertumbuhan aspek-aspek ini kita arahkan.
2.      Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh setiap jenis data yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang akan kita tempuh untuk memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh teori atau pandangan yang kita atur secara standar atau tidak.
3.      Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan data.  Biasanya pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan merupakan suatu pegangan yang sangat berguna dalam pengumpulan data. ( Daryanto, 1999: 132-144)
C) Persifikasi Data
Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apabila turut kita olah juga.( (http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009).
Pada langkah ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah data yang kita terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang dievaluasi jadi bukan data yang kita peroleh sebagai hasil observasi kita sendiri tehadap orang sedang dievaluasi tadi. Pernyataan ini tentu saja tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan sendiri dapat dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin “kebaikannya”. Tentu saja kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil dari pemeriksaan langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita sebut data yang berasal dari sumber pertama mengandung pula keasalahan-kesalahan. Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan masuknya data yang mengandung kesalahan-kesalahan ini.
Tetapi oleh karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data lengsung dari otak yang bersangkutan tadi, karena dalam evalasi yang baik, kita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita. Oleh karena kita telah mempergunakan cara-cara pencatatan yang baik biasanya dengan telah dilakukannya berbagai langkah pencegahan semacam ini kita pun dapat merasa cukup pasti “akan kebaikan” atau “kebersihan” data yang langsung kita peroleh dari sumber pertama tadi.
Tetapi tidaklah demikian halnya dengan data yang kita peroleh dari sumber kedua atau sumber ketiga, yaitu data yang kita peroleh tentang seseorang atau sekelompok orang melalui orang lain yang langsung mengenai orang yang kita evaluai tadi. Dalam hal semacam ini banyaklah hal yang tidak kita ketahui tentang kebaikan atau kebenaran data yang diberikan kepada kita.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa panjang-pendeknya suatu langkah penelitian terhadap sekumpulan data ditentukan oleh berbagai faktor. Ada kalanya proses penelitian itu berlangsung sebentar saja.
D) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna, sehingga dengan data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran yang lebih lengkap tentang keadaan peserta didik.
Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita. Makna yang sebenar-benarnya baru akan kita peroleh keterangan-keterangan yang datang dari berbagai pihak kita adakan pengolahan dalam pengolahan dalam arti kata kita gabungkan, kita satu-satukan yang akan kita anyam seolah-olah kita kombinasikan barulah akan kita peroleh gambaran data tersebut yang akan kita ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini, jelaslah fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada taraf pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasikan, langkah pengolahan data ini merupakan keharusan.
E) Penafsiran Data
Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yang telah diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun penafsiran understatement. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah disajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi. Sering terasa pada kita bahwa sesuatu telah terumuskan dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita tidak berhasil juga menemukan kata-kata yang dapat untuk isi pikiran tadi. Dalam situasi-situasi tertentu sering kita dapat lari ke suatu bahasa asing yang telah berhasil menciptakan lambang atau kata, terutama itu untuk isi pikiran semacam itu tetapi dalam situasi yang lain lagi berbahasa maupun kita hendak melarikan diri tetapi tidak dapat kita temukan kata-kata yang tepat. Dalam situasi yang terakhir ini kita mendapatkan diri kita dalam suatu keadaan oleh pikiran yang tertekan. Kalau hal yang tak terkatakan tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita pun akan berusaha sekeras-kerasnya untuk menemukankata yang tepat dan lahirlah sebagai hasil usaha semacam itu “kata-kata baru” istillah-istillah baru.
Introduksi di atas disajikan di sini untuk sekedar meminta perhatian pembaca terhadap kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam rumusan tafsiran yang dapat diberikan terhadap sekumpulan data yang telah diolah.
F) Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil pengukuran memiki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan intruksional, menentukan kebutuhan pesertra didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.

DESAIN-DESAIN EVALUASI

Pengertian desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre test dan desain post test. Padahal istilah evaluasi harusnya dimaknai dalam konteks yang lebih besar.
Evaluator pendidikan biasanya mendasarkan pekerjaan mereka terhadap bukti, bukan sekedar intuisi belaka. Bukti-bukti yang digunakan dalam evaluasi sangat bervariasi, contohnya: kinerja murid, tes, pengamatan pada tingkah laku murid,dll.
Kerangka kerja yang digunakan evaluator sangat beragam, namun meskipun kerangka kerja tersebut sangat berguna bagi evaluator dalam mengambil keputusan, namun tetap dibutuhkan suatu desain evaluasi untuk membantu evaluator bagaimana caranya pengambilan keputusan yang tepat.
STRATEGI-STRATEGI UMUM UNTUK MEMPERKUAT DESAIN EVALUASI
Terdapat dua teknik yang digunakan dalam desain evaluasi untuk menghindari kedelapan variabel di atas. Teknik tersebut adalah penggunaan kelompok kontrol atau kelompok perbandingan, sedangkan teknik yang kedua adalah pemberian perlakuan secara acak kepada subyek yang diteliti (randomisasi).
KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK PERBANDINGAN
Selama beberapa dekade, peneliti-peneliti dalam bidang lmu perilaku melakukan penelitian dengan menilai perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakuan.
Dengan menggunakan kelompok kontrol ini, peneliti bisa menghindari kedelapan variabel yang mungkin akan menyebabkan kebingungan pada saat interpretasi data. Sebagai contoh, ketika sejarah atau perubahan alat ukur mengacaukan interpretasi data, maka dengan menggunakan kelompok kontrol, peneliti bisa mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor tersebut.
Namun meskipun peneliti ini mampu mengidentifikasi pengaruh pemberian perlakuan pada kelompok, namun biasanya hal ini akan dihindari oleh evaluator pendidikan, karena tujuan dari evaluasi pendidikan adalah mengetahui program apa yang paling efektif. Maka ketika evaluator pendidikan akan melakukan penelitian tentang efektivitas suatu pogram, maka sebaiknya jangan menggunakan kelompok yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan, namun bagaimana caranya menggunakan kelompok perbandingan yang menggunakan alternatif perlakuan yang mungkin diterapkan. Michael Criven memberikan contoh, ketika evaluator ingin meneliti mengenai program pembelajaran berdana rendah, maka sebaiknya membandingkan antara 2 kelompok siswa, yang satu memakai program berdana rendah, yang satu lagi menggunakan program berdana tinggi. Maka akan terlihat hasilnya, di mana hasilnya biasanya siswa dari kelompok program berdana rendah akan sama baiknya, atau justru lebih baik dari kelompok siswa berdana tinggi.
Meskipun demikian, akan selalu ada keadaan di mana penggunaan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan tetap diperlukan.
RANDOMISASI
Dalam menarik kesimpulan dari penggunaan kelompok perbandingan yang secara umum sejajar, teknik terbaik yang digunakan adalah memilih subyek secara acak. Sebagai contoh: ketika kita ingin membandingkan tiga program fisika kepada siswa, maka cara terbaik memilih siswa yang akan digunakan sebagai subyek adalah dipilih secara acak.



DAFTAR PUSTAKA
(http://ahmadfaisal2.blogspot.com diakses pada tanggal 21 desember 2009)

No comments: