Showing posts with label Teknologi Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Teknologi Pendidikan. Show all posts

JENIS KARANGAN ILMAH


Jenis karangan ilmiah adalah sebaagai berikut:

a.       Artikel
     Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kadang-kadang kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) mempengaruhi, menyakinkan (persuasif argumentatif), dan menghibur khalayak pembaca (Sumadiria, 2004:1 dalam buku Heri Juahari, 2009:137)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:66), “Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya.” Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang paling sederhana (Heri Juahari, 2009:137)

Definisi Karya Tulis Ilmiah Menurut Ahli


Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten.

Menurut Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atasbeberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiahseperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

Abna Hidayati : Jadi Doktor, Berawal dari Liputan Berita

Padang – Selangkah lagi, Abna Hidayati, dosen muda di Universitas Negeri Padang (UNP) akan mengukuhkan diri sebagai salah seorang Doktor Ilmu Pendidikan di kampus terkemuka itu. Rabu (13/8) pagi ini, dia akan mengikuti ujian terbuka program doktor di Lantai V Gedung PascaSarjana UNP.
Kepadanya patut diacungkan jempol. Betapa tidak, di tengah kesibukan mengurus keluarga dan pekerjaan, perempuan kelahiran Batusangkar, 26 Januari 1983 ini mampu menyelesaikan pendidikan S3-nya tepat waktu. “Saya memulai kuliah ini pada September 2011 lalu,” ceritanya kepada Singgalang, beberapa hari lalu.

Pengertian Sumber Belajar Menurut AECT, 1977



Pengertian Sumber Belajar Menurut AECT, 1977





SUMBER


PENGERTIAN


CONTOH


P e s a n














O r a n g
















B a h a n


Informasi               yang diteruskan             oleh komponen   lain   dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.







Manusia yang bertindak sebagai penyimpan pengolah dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.


Sesuatu ((biasa juga disebut media atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan, melalui


Isi   bidang   studi   atau mata pelajaran seperti IPS / Sejarah, IPA/Ilmu Fisika,   Bahasa    Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan, dan lain-lain.


Guru Pembina, guru pembimbing, murid, pemain, pembicara. Tidak termasuk tim kurikulum, peneliti, produoer, teknisi, dan lail-lain yang tidak langsung berinteraksi dengan anak.


Transparasi, slide, film, film stip, audio tape, video tape, modula, majalah, bahan pengajaran terprogram, dan lain-lain.



Definisi Teknologi Pendidikan

Apakah Teknologi Pendidikan itu?

Berikut, adalah definisi teknologi pendidikan/pembelajaran berdasarkan beberapa definisi dari tahun ke tahun sampai yang terkini.
Comission on Instructional Technology, 1970:
A systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction.
Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Jadi, menrut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.
AECT (1972):
Educational tehcnology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning resources and through the management of these process.
Teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Serupa tapi tak sama, bukan? Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar. Dengan cara apa? Melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu, melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses daripada pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar tersebut.
AECT (1977):
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Ini adalah definisi yang paling “ribet” menurut saya. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut.
AECT (1994):
Teknologi Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
Definisi ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977 yang menurut saya terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang garapannya dalam salah satu kawasan tersebut.
Tom Cutchall (1999)
Instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. (source: http://www.arches.uga.edu/~cutshall/tomitdef.html)
Definisi menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT 1994. Dia menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
AECT (2004):
Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.
Ini adalah definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan meningkatkan kinerja.

KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Peran Kawasan
Fungsi Kawasan
Taksonomi merupakan klasifikasi yang berlandaskan pada hubungan. Dalam karya klasik Taksonomi tujuan pendidikan : ranah kognitif. Benjamin Bloom membedakan taksonomi dengan skema klasifikasi sederhana. Menurut Bloom, taksonomi: {1} tidak boleh mengandung unsur yang arbitrer {2} sesuai fenomena rill yang menjadi ungkapan istilah tersebut {3} teruji secara konsisten dengan pandangan teoritis dari bidang. Tujuan utama membuat taksonomi adalah mempermudah komunikasi dan pemilihan lambang yang cocok, mendefinisikan yang tepat dan dapat digunakan, serta mendapatkan konsensus dari kelompok yang mengunakannya. Fleismen dan Quaintance merangkum beberapa manfaat potensial dari perkembangan suatu taksonomi tentang kinerja manusia, yakni:
• Membantu dalam melakukan reviu pustaka;
• Membuka peluang tugas baru;
• Memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan dengan mengutarakan kategori dan sub-kategori pengetahuan, mengungkapkan lubang penelitian, dan meningkatkan diskusi teritorial atau penilaian;
• Untuk membantu pengembangan teori dengan jalan mengevaluasi keberhasilan teori mengorganisasikan data observasi sebagai hasil penelitian dalam bidang teknologi pembelajaran.

Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1977 mengusulkan agar fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi pengembangan beroperasi sebagai komponen dalam sistem pembelajaran. Ronald L. Jacobs mengusulkan kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktek, dan mengindetifikasikan tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan oleh Jacobs ada tiga fungsi yaitu: fungsi pengelolaan, pengembangan sistem kinerja, dan komponen sistem kinerja manusia yang merupakan pokok konseptual untuk melakukan fungsi lain. Subkomponen pengembagan adalah langkah dalam proses pengembangan. Subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja serta umpan balik.


Deskripsi Kawasan

Kawasan Desain

Kawasan desain mempunyai asal dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa faktor pemicunya yaitu 1) artikel tahun 1954 dari B.F Skiner “The Science of Leraning and the Art of Teaching” serta teori pembelajaran berprogram; 2) buku tahun 1969 dari Herbert Simon “the science of Artificial” yang membahas karakteristik umum dari pengetahuan perspektif desain 3) pendirian pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and Development Center’ di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an. Desain adalah proses menentukan kondisi belajar. Tujuan Desain ialah menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi tentang desain pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karateristik pebelajar.

Desain Sistem Pembelajaran

Adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah sederhana penganalisaan adalah proses perumusan yang dipelajari. Pengembangan adalah proses penjabaran bagaimana caranya hal tersebut dipelajari. Pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran. Pelaksanaan adalah pemanfaatan bahan dan strategi yang bersangkutan, dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran.
Desain Pesan
Meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Karakteristik lain dari desain pesan adalah desain harus bersifat spesifk baik terhadap medianya maupun tugas belajar.

Strategi Pembelajaran

Adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajar induktif, serta komponen dari proses belajar/mengajar, serta motivasi dan elaborasi. Reigeluth membedakan strategi mikro dan makro : Variabel strategi mikro adalah metode utama mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu gagasan tunggal. Variabel startegi makro adalah metoda dasar untuk mengorganisasikan aspek pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu seperti mengurutkan, membuat sintesa, dan membuat ringkasan gagasan yang diajarkan.
Karakteristik pebelajar adalah segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektifitas belajar. Kecenderungan dan permasalahan berpusat pada pengunaan desain sistem pembelajaran (DSP) yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Dick menganjurkan suatu DSP yang sudah ditingkatkan dan mengandung unsur pendekatan teknologi kinerja, mencoba mengurangi siklus waktu DSP yang biasa, dan menekankan pada penekanan sistem pendukung kinerja elektronik. Kawasan pengembangan, pengembangan adalah proses perterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya :
• Pesan yang didorong oleh isi.
• Stategi pembelajaran yang didorongkan oleh teori.
• Manifestasi fisk dari teknologi–perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.

Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori : teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori lain), teknlogi audiovisual, teknologi berazaskan komputer, dan teknologi terpadu.

Teknologi cetak adalah cara menghasilkan atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan reproduksi teks, grafis, dan fotografis. Secara khusus teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik yakni :
• Teks dibaca secara linear, sedangkan visual direkam menurut ruang.
• Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya menerima).
• Keduanya berbentuk visual yang statis.
• Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.
• Keduanya berpusat pada pebelajar.
• Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio – visual. Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai produksi pemanfaatan bahan yang menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang tidak tergantung kepada pemahaman kata dan simbol yang sama. Teknologi audio visual mempunyaii karakteristik yakni :
• Bersifat linear.
• Menampilkan visual dinamis.
• Digunakan menurut cara yang ditentukan pengembang/desainer.
• Merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang rill dan abstrak.
• Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
• Berpusat pada guru, dan kurang memperhatikan interaksi belajar pebelajar.

Teknologi berbasis komputer merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan mengunakan perangkat yang bersumber pada mikro prosesor. Aplikasi komputer disebut “computer-based instruction {CBI}, computer-assisted instruction {CAI} atau “computer-managed instruction {CMI}. Teknologii komputer baik berupa perangkat keras dan perangkat lunak memiliki karakteristik yakni :
• Digunakan secara acak disamping secara linear.
• Digunakan sesuai keinginan pebelajar, maupun cara yang dirancang pengembang.
• Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan kata maupun grafis.
• Prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan.
• Belajar berpusat pada pebelajar dengan interaktivitas tinggi.

Teknologi terpadu merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan media yang dikendalikan komputer. Karakteristik teknologi terpadu yakni :
• Digunakan secara acak disamping secara linear.
• Digunakan sesuai keinginan pebelajar, disamping menurut cara pengembang.
• Gagasan disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman, kondisi, dan kendali pebelajar.
• Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
• Bahan belajar menunjukkan interaksi pebelajar yang tinggi.
• Sifat bahan yang mengintergrasikan kata dan tamsil dari banyak media.

Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan audiovisual mencakup peningkatan perhatian pada desain teks, kerumitan visul serta pengunaan isyarat warna.

Kawasan Pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan berasal dari gerakan pendidikan visual yang subur pada dekade pertama abad ini dengan didirikannya museum sekolah. Langkah-lagkah dalam model ASSURE yakni : Analyze learners, State objektives, Select media and material, Utilize media and materials, Require learners participation, Evalute and revise {analisis pebelajar, rumusan tujuan, pilih media dan bahan, gunakan media dan bahan, libatkan partisipasi pebelajar, penilaian dan revisi}. Pemilihan merupakan langkah dalam desain sistem pembelajaran. Bila pemilihan media dilakukan menurut proses desain yang sistematis, ini masuk tugas desain. Bila menurut isi materi atau karakteristik media yang mengunakan proses desain yang sederhana, ini masuk tugas pemanfaatan. Pengembangan Organisasi {PO} atau “organizational development {OD}” didefenisikan sebagai “respon terhadap perubahan, strategi yang kompleks untuk mengubah pandangan, sikap, nilai, dan struktur agar beradaptasi dengan baik dengan teknologi baru, pasar, dan tantangan maupun dengan pesatnya perubahan itu sendiri”. Pemanfaatan menuntut pengunaan determinasi, difusi, implementasi, dan pelembagaan sistematis. Empat kategori dalam kawasan pemanfaatan yakni : pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusional {pelembagaan}, serta kebijakan dan regulasi. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.

Pemanfaatan media ialah pengunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Difusi Innovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers langkah-langkah difusi tersebut adalah pengetahuan persuasi atau bujukan keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Pelembagaan adalah pengunaan yang rutin dan pelestarian inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Tujuan dari implementasi adalah menjamin pengunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Tujuan dari pelembagaan adalah untuk mengintergrasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi. Kebijakan dan regulasi adalah aturan atau tindakan dari masyarakat {atau wakilnya} yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan pengunaan teknologi pembelajaran. Kecendungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi pengunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yaitu bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi pengunaan sumber pembelajaran.


Kawasan Pengelolaan

Kawasan pengelolaan berasal dari adminitrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Empat kategori dalam kawasan pengelolaan: pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sumber penyampian dan pengelolaan informasi. Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitioring dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan dan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan. Hal tersebut merupakan gabungan medium dan cara pengunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pebelajar”. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemidahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.

Kawasan Penilaian

Penilaian dalam arti luas adalah aktifitas manusia sehari-hari. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam pendidikan nilai adalah penentuan secara formal mengenai kualitas, efektifitas atau nilai program, produk, proyek, proses, tujuan atau kurikulum. Penilaian mengunakan metoda inkuiri dan pertimbangan, termasuk :
(1) penentuan standar untuk mempertimbangkan kualitas apakah standar tersebut harus bersifat relatif atau absolut
(2) pengumpulan informasi
(3) menerapkan pengunaan standar untuk menentukan kualitas. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan mengunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Pengukuran acuan patokan (PAP) meliputi teknik menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan. Penilaian formatif dan sumatif penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi kecukupan dan pengunaan informasi sebagai dasar pengembangan. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.

PENDIDIKAN MASA DEPAN


BAB I
HAKEKAT RISET MASA DEPAN

PENGERTIAN
Riset masa depan adalah satu disiplin ilmu baru tentang pentajaman data dan perbaikan proses yang dipakai sebagai dasar dalam proses pembuatan keputusan dalam berbagai bidang usaha manusia, seperti perusahaaan, pemerintahan, atau pendidikan. Disiplin ini bertujuan untuk membantu sipembuat keputusan memilih secara bijaksana – untuk mencapai tujuan, sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya – dari semu alternatif yang tersedia baginya sebagai seorang pemimpin pada satu waktu tertentu.
Beberapa ahli lebih suka menamakan disiplin ini ”riset kebijaksanaan”, barangkali disebabkan kurangnya bumbu fiksi ilmiah yang terlekat pada istilah ”riset masa depan” atau pada istilah ”studi masa depan”. Pada halaman-halaman berikut, ketiga istilah tersebut dipakai untuk arti yang sama.
Perbedaan riset  masa depan dengan perencanaan konvensional
  1. Perencanaan masa depan banyak ditentukan oleh nilai-nilai teruji siperencana dn berorientasi perbuatan. Perencanaan mengutamakan pencarian alternatif jalan pemecahan daripada proyeksi linear, dan mementingkan pencarian saling hubung antara kemungkinan yang ada, lintas dampaknya satu sama lain, dan aplikasi dari semua kemungkinan-kemungkinan  tersebut.
  2. Perencanaan masa depan disusun untuk mendapatkan alternatif  tindakan yang lebih banyak daripada perencanaan konvensional, sehingga ide-ide yang baik tidak terabaikan.
  3. Perencanaan tradisional cenderung bersifat utopia, yang melihat hari esok hanya sekedar cara yang lebih baik dari hari ini. Riset masa depan mengenal perlunya mengantisipasikan dan merencanakan dengan sunguh-sungguh berbagai konsep hari depan yang berbeda-beda.
  4. Perencanan masa depan mengandalkan terutama pada pengkajian ilmiah mengenai perkembangan-perkembangan yang diantisipasikan beserta akibat-akibatnya dan kurang mengandalkan pada analisis statistik atau proyeksi saja.
  5. Tekanan perencanaan masa depan bukan pada pembentukan kembali masa lalu, melainkan pada penciptaan ”lingkungan yang probalistik”, di mana semua alternatif akibat dan kemungkinan dipelajari secara mendalam sebelum suatu keputusan dibuat.

Jadi, fokus perencanan masa depan bukan pada reformasi masa silam, bukan pada perbaikan kesalahan-kesalahan masa kini, tetapi pada konseptualisasi dan penciptaan lingkungan manusia dan lingkungan fisik yang lebih baik sebagai hasil dari pertimbangan semua alternatif beserta semua akibat-akibatnya sebelum semuanya itu dilaksanakan.

LATAR BELAKANG RISET MASA DEPAN
Permulaan awal. Walaupun pengkajian yang mendalam mengenai alternatif masa depn adalah suatu disiplin baru, barangkali orang telah menaruh perhatian besar tentang apa yang akan terjadi kemudian semenjak manusia mulai mengetahui sesuatu. Populasi tukang ramal dan ahli nujum pada zaman kuno dan abad pertengahan merupakan satu manifestasi dari keingintahuan orang tentang masa depannya.
Voltaire (1694-1778), pengarang satire, dramawan, dan sejarawan, filosof berbangsa perancis, nampaknya merupakan orang pertama yang mencetuskan ide untuk mengekplorasi secara mendalam alternatif masa depan. Dia mengusulkan istilah ”provoyance” bagi proses pengkajian masa depan. Pierelouis Manpertius, dengan siapa Voltaire kadang-kadang bertengkar, adalah seorang futuris yang lain. Dalam bukunya ”letters”, Maupertius menulis, ”cara utama untuk meramalkan masa depan ialah dengan jalan mengambil manfaat dari keadaan sekarang untuk mengetahui konsekuensi yang paling mungkin untuk masa depan...’
J.L Favier (1711-84) dalah salah seorang futuris ynag membuka praktek. Sebagai seorang yang sangat dihormati karena pengetahuaanya yang dalam tentang kebijaksanaan luar negeri abad 18, Favier ditugaskan oleh Louis XV mengaplikasikan ”perkiraannya yang masuk akal” tentang alternatif masa depan yang besar kemungkinan akan menghadang keadaan Prancis. Laporannya kepada Louis XV pada tahun 1773 merupakan risalat yang komprehensif dengan satu kekurangan utama : Favier gagal mengantisipasikan Revolusi Perancis !
Satu abad kemudian, H.G. Wells, bukan saja menulis pra-ilmiah ”science fiction”, tetapi mengantisipasikan dengan sangat jelas dampak yang akan ditimbulkan ilmu penmgetahuan, industri, dan teknologi di abad 20. ”setiap bencana yang telah terjadi selama 20 tahun terakhir” tulisnya, ”diramalkan secara jelas oleh sekumpulan penulis dan pemikir 20 tahun yang lalu”
Perkembangan terakhir. Selama tahun pertengahan dan tahun terakhir Perang dunia kedua, riset masa depan mulai menjadi suatu lapangan penelitian yang mapan. Penelitian itu mencakup teknik-teknik baru tentang perencanaan teknnik berbagai bentuk model yang dikembangkan untuk operasi amfibi, serangan bom, dan penemuan bom atom. Walaupun demikian, baru pada tahun limapuluhan dan enampuluhan riset kebijaksanaan benar-benar menjadi dewasa.
Sekitar pertengahan tahun 1950-an, Systems Development Corporation juga telah membuka pintunya dan mulai memberikan ide-ide dan perekat elektronik dalam sistem pertahanan perang dingin USAF. Tahun 1961, Herman Kahn mendirikan Institut Hudson (the Hudson Institute). Kedua pusat ini dioperasikan oleh beberapa staf berasal dari perusahaan RAND atau para ”dropouts”.
Untuk melanjutkan tinjauan ini, Nicholas Rescher dan Helmer merancang dan mencoba Teknik Delphi pada akhir tahun lima puluhan dan awal tahun enampuluhan. Tidak l;ama setelah itu, pada tahun 1964, Helmer dan Theodore J. Gordon, keduanya staf RAND pada waktu itu, memprodusir ”Studi Ramalan Jangka Panjang RAND” (the RAND Long Range Forcasting Study), yaitu dokumen yang menerbitkan semacam ”kalender” bagi lebih dari 130 penemuan ilmiah yang akan ditemukan. (beberapa dari penemuan ilmiah itu telah direalisir semenjak tahun 1964, seperti pencangkokan jantung, pendaratan di bulan, mediasi tingkah laku secara kimi-elektro, dan lain-lain).
            Sampai tahun 1968 di negara Amerika, tanda-tanda perhatian terhadap riset kebijaksanaan dan futurisme sudah begitu banyak jumlahnya. Sampai tahun 1972-73, yang paling baik yang dapat dilakukan seseorang dalam laporan singkatnya adalah mengemukakan sampel perkembangan.
            Keadaan sekarang. Bermacam-ragam orang dan badan sekarang ini melakukan riset pengambilan keputusan berdasarkan kepada riset masa depan. Walaupun kita batasi sampel kita pada individu daan badan yang berkaitan dengan bidang pendidikan, peneliti-peneliti ini berkisar dari perusahaan-perusahaan besar seperti RAND Corporation, sampai pada individu-individu yang dibiayai hibah atau atas biaya sendiri.
            Yang berkembang pesat melakukan riset kebijakan masa depan adalah Pusat Risert Kebijaksanaan Pendidikan (Educational Policy Research Center) yang sangat produktif dari Standford Research Institute dan Syracuse University Research Corporation.
            Badan riset kebijaksanaan yang langsung melibatkan diri dalam mempengaruhi masa depan pendidikan mencakup kelompok-kelompok bisnis yang memelopori usaha riset bidang praktek pendidikan. Umpamanya kelompok pendidikan Perusahaan Singer (the Education Group of the Singer Company) secarta seksama mengkaji hubungan masa depan  dengan pemasaran materi dan layanan pendidikan. Salah satu usaha grup ini adalah membuka lebih dari 20 Pusat belajar Singer (Singer Learning Centrs) untuk melayani anak-anak berumur 3 sampai 8 tahun semenjak tahun 1970.

KECENDRUNGAN PENGKAJIAN MASA DEPAN 1960-1973
             Sejak pertengahan tahun 1960an, studi masa depan telah melalui paling kurang 4 strata.

            Proyeksi linear. Teknik ini sangat sesuai dalam memecahkan masalah tertentu. Umpamanya, jika terdapat 5000 anak berumur 2 tahun pada suatuy masyarakat, sanagat mudah memperkirakan jumlah anak yang berumur 5 tahun yang akan memasuki Taman Kanak-kanak 3 tahun yang akan datang.
Marilah kita namakan Proyeksi Linear ini Fase I riset masa depan. Fase ini diperlihatkan oleh model berikut :
Model I
”kesenjangan”


Masa Kini                                                        Masa Depan
                     A                                                                                       B


                     Interval Perencanaan
Proyeksi Linear Klasik (pra-1960)

               Model I menggambarkan secara sederhana bagimana kita dapat mempersipakan peristiwa yang diantisipasikan akan terjadi di masa depan, misalnya, bagaimana kita merencanakan untuk mendirikan sebuah Sekolah Dasar baru agar memenuhi kebutuhan belajar bagi kenaikan populasi anak-anak berumur antara 1-4 tahun disuatu masyarakat. Proyeksi linear itu biuasanya berhasil dengan baik kalau indikator sosial yang terpercaya (umpamanya : tingkat kelahiran, data produksi, atau tingkat kematian) tersedia. Seperti terlihat pada Model I, seseorang mulai merencanakan sekarang (AA), selama keputusan dibuat yaitu selama ”interval perencanan”, (A-B), terdapat ”kesenjangan” yakni ketika rencana itu diimplementasikan dan rencana  baru dikembangkan, dan akhirnya rencana yang telah dibuat diharapkan sesuai dengan realita masa depan (B) sewaktu rencana itu menjadi masa depan.
               Tidak lewat dari tahun 1965  atau 1966, teori riset masa depan mulai berubah. Walaupun proyeksi linear tidak ditolak, proyeksi linear itu mengandung beberapa keterbatasan yang besar. Akibatnya, studi masa depan beranjak ke Fase II, seperti yang diperlihatkan oleh model kedua. Di sini terdapat pergeseran dari proyeksi linear ke eksplorasi tentang ”akan menjadi apa suatu organisasi, badan, atau kelompok di masa depan”.
               Konsep Alternatif masa Depan. Seperti diketahui tidak ada suatu masa depan yang tidak dapat dihindarkan (inevitable), tetapi ada ”alternatif masa depan” yang tidak terbatas jumlahnya. Dan jika seseorang memakai waktu, Energi, dan Uang (unit WEU) untuk mencapai tujuannya, dia sebenarnya seringkali membuat ramalan bahwa apa yang diinginkannya akan menjadi kenyataaan.
               Model II sebenarnya mengilustrasikan  suatu ide bahwa hari besok dapat ”diciptakan” atau paling kurang, secara defanitif dapat dipengaruhi. Dalam proyeksi linear ada bahaya bahwa seseorang hanya menyiapkan  diri untuk menerima saja kedatangan hari esok yang ”tidak terelakkan”. Alternatif hari esok mengandung pengertian perubahan dinamik terhadap hari esok.
Model II
C
               D
                    ”Kepincangan”                     E
Sekarang                                                        F
                                 A                    B                      G
                                      Interval                     H
                                  Perencanaan           O
(tak terbatas)

Konsep Ganda Alternatif Msa Depan (ca. 1965)

Konsep Lintas Dampak (Cross Impact). Sekali konsep hari esok yang berbentuk kipas angin telah dibentuk, tidak dapat dihindarkan bahwa Fase III tumbuh pula. Model fase III dibawah ini adalah model II yang lebih rumit, mengenal danya lintas hubungan antara dan antar disiplin. Pengenalan mengenai adanya saling hubung antara dan antar disiplin ilmu yang dapat diperoleh dari riset kebijkasanaan akan terasa manfaatnya pada waktu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan.
Model III
1
              I     2    II
                    ”Kesenjangan”                      3
Sekarang                                                       4        III
                                 A (Pendidikan) B                    5
                                                                        6                        IV
                                 A (biologi)        B                      V
                   VI
                  Dampak X tak terbatas               oo

Konsep Lintas Dampak antara Alternatif hari Esok (ca. 1972)
               Pendidikan dan biologi dipaki untuk mengilustrasikan lintas dampak yang ditimbulkan oleh beberapa alternatif hari esok pada suatu disiplin. Dengan perkataan lain jika seseorang peneliti mengkontemplasikan alternatif hari depan berkisar dari 1 sampai 00 ((tidak terbatas), maka dia harus mempertimbangkan implikiasi yang timbul (dalam contoh ini) pada bidang biologi. Sekitar tahun 1970an, teknik ”analisis lintas dampak” sedang dipkai untuk menunjukkan bagaimana suatu penerobosan biologi, seperti apa yang dinamakan dengan ”tablet untuk menjadi pintar”, dapat mempengaruhi hari depan pendidikan.
               Apakah kita akan mengubah hari esok ? Fase IV studi hari depan merupakan perluasan alamiah dari ketiga fase sebelumnya. Secara fundamental fase IV ini menyangkut pertanyaaan filosofis yang timbul dari konsep alternatif yaitu lintas dampak hari depan yang probabilistik. Masalahnya ialah apakah orang harus berusaha memakaikan waktu, energi, dan uang (unit WEU) untuk berusaha menciptakan ataua membentuk hari esok, dan bila ya, bagaimana hal ini mungkin dapat dilakukan ?

BEBERAPA ALAT DAN ISTILAH YANG DIPAKAI DALA STUDI MASA DEPAN
Teknik dan sumber. Berbagai alat yang dipakai para futuris berkisar dari mesin-mesin seperti komputer ke prosedur yang tertentu seperti analisis lintaas dampak yang disebutkan diatas.
Daya nalar manusia.  Merupakan sumber yang paling utama dipakai oleh para futuris.
Metode Delphi. Merupkan alat yang penting bagi pencapaian konsensus atau persetujuan antara para ahli, telah menjadi metode yang paling banyak dipakai pada pertengahan dan akhir tahun 1960an.
Ekstrapolasi kecendrungan (Trend extrapolation). Juga telah dipakai selama beberapa dekade walaupun adanya keterbatasan proyeksi linear yang dimiliki metode ini.
Skenario. Suatu alat bagi perkiraan alternatif masa depan dalam bentuk tertulis.
Analisis Korelasi Ganda dan Analisis Faktor kadang-kadang dipakai dalam riset masa depan seperti yang dipakai pada riset pendidikan.
Teknik Kompresi Pengalaman (Experience Compression Technnique). Teknik ini dapat disamakan dengan suatu lokakarya intensif berdasarkan perencanaan masa depan yang melibatkan orang-orang penting atau pemimpin, misalnya dari bisnis atau pendidikan.

























BAB II
DAMPAK YANG DITIMBULKAN MASA DEPAN

MENGUKUR DAMPAK YANG MUNGKIN TIMBUL DI MASA DEPAN
Empat Dimensi Masa Depan. Sebagian besar orang yang terlibat studi masa depan telah mengkhususkan pengkajian pada satu atau lebih dari empat aspek dunia masa depan : hari depan sosial, teknologi, biologi, dan hari depan manusia atau hari depan kejiwaan.
APAKAH HARI ESOK LEBIH BAIK (UTOPIA) ATAU LEBIH BURUK (DISTOPIA) ?
Skenario utopia. Bentuk masa depan utopia atau membentuk masa depan yang optimistik yang ingin daacapai peneliti kebijaksanaaan ?
Masa Depan Sosial.
  1. Akan terdapat penyebaran yang lambat dari alternatif struktur rumah tangga termasuk pemeliharaan bersama terhdap anak di Amerika Serikat.
  2. Wanita akan terus menjadi bagian yang penting dari tenaga buruh termasuk makin banyaknya ibu-ibu yang berumur 10 tahun dan dibawahnya.
  3. Permisifitas dalam membesarkan anak.
  4. Status akan kurang diasosiasikan dengan jumlah benda konsumer yang menyolok; akan terdpt pembalikan pandangan yang tidak bisa dipertahankan bahwa pertumbuhan ekonoimi dan materi yang tak terbatas pada dasarnya adalah baik.
  5. Masyarakat dunia akan makain lama makin memberikan tekanan sosial yang lebih besar agar mengkaji kembali apa yang dinamakan ”politik pencegahan nuklir” dari kekuatan mancanegara.
  6. Akan terdapat penurunan yang tidak seimbang tetpi berkelanjuatn terus dari rasialisme serta kan terdapat peningkatan perkawinan lintas suku (cross ethnic marriages).
  7. Radikalisme pelajar akan terus menurun, sebagian disebabkan karena kaum ”humanis kiri” belum memiliki kekuasaan yang memadai untuk dapat memberikan pengaruh politik yang besar.
  8. Dengan tidak terdapatnya pemecahan masalah jangka panjang yang memuasakan tentang krisis energi, konsumsi energi per kapita akan berangsur-angsur berkurang.
  9. Pertumbuhan penduduk nol (ZPG) akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat, bukan saja karena bahaya ledakan penduduk, juga karena keadaan di mana peningkatan persamaaan hak-hak wanita menimbulkan keinginan mereka untuk tidak melahirkan banyak anak.
  10. Kota-kota besar pasti meluas, dengan bentuk transportasi umum yang baru, yang merupakan bagian integral dari pertumbuhan kota. Unit keluarga tunggal akan tetap populer, tetapi gaya hidup keluarga yang berbeda-beda akan mendorong peningkatan kepadatam rumah.
  11. kelompok-kelompok minoritas akan terus memperbaiki status keluarga mereka di Amerika Serikat.
  12. Promiskuitas dan pornografi akan tetap seperti biasa dan akan terus ditolerir. Tetapi akan terdapat peningkatan usaha untuk melindungi anak-anak  dan pemuda-pemudi dari pengaruh narkoba dan pornografi.

Masa Depan Teknologi
  1. Perkembangan besar energi fisika tinggi; inovsi dan aplikasi lebih lanjut dari cahaya laser.
  2. Pemurnian terus menerus terjadi apda bidang sibernetikla- bidang proses kontrol sistim-sistim mekanik, biologi dan elektronika.
  3. Peningkatan pemkaian komputer dan teknnik-teknik pemrosesan data; penyempurnaan komputer rumah tngga.
  4. Memperkenalkan super konduktor pada transmisi listrik yang dapat mengurangi kehilangan tenaga; beberapa tahunm kemudian pengenalan tenaga tanpa kabel.
  5. Perdagangan internasional dan penanaman modal bidang industri dan teknologi tampaknya kan muncul sebagai kekuatanm internasional bagi stabilitas dan perdamaian.

Masa Depan Biologi.
  1. Perdebatan yang makin hangat tentang penggunaan teknik modifikasi tingkah laku (kimiawi, elektronik, dan kejiwaan) dan tentang isu-isu mengenai mnipulasi genetik.
  2. Penyempurnaan teknik-teknik pengendalin kelahiran yang sempurna.
  3. Meningkatnya interdependensi dunia terhadap penyediaan makanan bagi waktu yang tidak tertentu.
  4. Ilmu-ilmu hayat seperti biokimia dan ilmu-ilmu tingkah laku akan subur.

Empat Potensi dari Signifikansi Pendidikan Terhadap Dunia Masa Depan.
Pertama. Pendidikan penting karena pendidikan menyediakan wahana yang telah teruji untuk implementasi nilai-nilai masyarakat yang berubah dan hasrat masyarakat menimbulkan yang muncul menimbulkan nilai-nilai baru.
Kedua. Banyak msalah pokok waktu ini dapat diatasi dengan pendidikan, jika pengertian tentang tujkuan pendidikan dapt diperoleh kembali.
Ketiga. Mengingat tuntutan besar yang akan dibebankan pada pendidikan, pentingnya pendidikan didunia ini pada tahun 1980an ditunjukkan oleh timbulnya fleksibilitas dan respons terhadap perubahan dan alternatif pendidikan.
Keempat. Perbaikan iklim psikologis sekolah dapat mencapai satu signifikansi bru bagi pendidikan selama dekade yang akan datang.
Pendeknya pendidikansecara potensial penting karena : (1) Pendidikan adalah satu cara yang mapan untuk memperkenalkan sipelajar pada keputusan sosial yang timbul; (2) pendidkan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial terteneu; (3) pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru; (4) pendidikan barangkali merupakan cara terbaik yang dapat membimbing perkembangan manusia.
BAB III
MASA DEPAN SEBAGAI DISIPLIN

Masalah dan harapan masa depan
Pada permulan abad ke-20, orang di dunia barat memiliki kerangka berfikir yang optimistik. Setelah beberapa abad berada dalam suasana kemiskinan, kelap[aran, ketidakmanusiawian, opresi dari putra mahkota, dan tirani dari ”auto-de-fe” yang selalu terkenang itu, umat mannusia diperkirakan berdiri di ambang pintu suatu hidup baru yang sesungguhnya. Begitulah sebagian besar orang menganggapnya di tahun 1900.
Harapan Besar. Dulu, sains diyakini orang akan dapat menciptakan kembali dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Jumlah hutan, lapangan, dan tambang yang dimiliki dunia ini tidak akan habis dipakai atau begitulah kelihatannya pada sebagian besar dunia yang mengandalkan tenaga dengan jumlah manusia yang tidak lebih dari satu milyar orang.