Arti Lambang UNP


Lambang Universitas terdiri atas unsur yang berbentuk absolut dan relatif yang mengisyaratkan:

1. Bentuk absolut (lingkaran) berarti universitas senantiasa berdiri kokoh pada kebenaran ilmiah, serta berjuang dan berkembang berdasarkan kebenaran tersebut.
2. Bentuk relatif (bentuk-bentuk lainnya) berarti universitas selalu menerima kebenaran dari manapun datangnya, serta berkembang membawa misi sesuai dengan tugas yang diembannya.
3. Lingkaran melambangkan Universitas melahirkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, berkemampuan akademik dan profesional yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4. Sayap melambangkan Universitas dinamis, kreatif dan inovatif dalam menjalankan misinya.
5. Tiga buku yang tersusun berjenjang melambangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
6. Api menyala melambangkan pencerdasan dan pencerahan tumpuan kehidupan dan perkembangan masyarakat, bangsa dan negara.

Warna Lambang

Lambang Universitas memancarkan warna:

1. Hitam berarti keteguhan dalam menjalankan tugas.
2. Biru berarti kedalaman dan kesejukan.
3. Kuning berarti kebesaran dan keagungan cita.
4. Merah berarti dinamis, kreatif, inovatif dan selalu terbuka terhadap pembaharuan.
5. putih berarti kesucian dan ketulusan.

LANDASAN TEKNOLOGI PENGAJARAN

1. Landasan Filosofis
Konsep model pendidikan teknologsi secara filosofis serupa dengan model pendidikan klasik, yang bertumpu pada argumen bahwa model pendidikan hendaklah merupakan suatu bentuk atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan. Pada masyarakat teknologis perspektif pendidikan berorientasi ke masa depan. Pendidikan teknologis memandang dunia sebagai materi yang terikat oleh hukum sebab-akibat. Setiap kemungkinan adanya kekuatan “spiritual” yang tidak bisa dibuktikan tidak perlu di persoalkan, tidak perlu dipikirkan atau dianalisis. Segala kenyataan bersifat kuantitatif, ditentukan oleh lingkungan melalui pengetahuan ilmiah. Pengetahuan dipandang sebagai data empiris hasil pengamatan, dapat diukur dan dibuktikan secara sahih. Pendidikan adalah motifasi perilaku yang dicapai melalui aplikasi kondisi yang dipererat melalui teknologi. Isi pelajaran dan metodologi pengajaran ditetapkan dengan dukungan teknologi. Teknologi dipandang sebagai alat atau sarana bebas nilai, bisa dipakai untuk kesejahteraan, atau untuk kehancuran. Dalam pendidikan lebih mengutamakan pendidikan perilaku lahiriah atau eksternal dan sesuai dengan prinsip cybernetics. Kurikulum model teknologis memandang pendidikan sebagai penyampai informasi dari pada pewaris kebudayaan masa lampau. Model pendidikan teknologis lebih menitik beratkan kemampuan anak didik secara individual dimana materi pelajaran disusun ke tingkat kesiapan sehingga anak didik dapat menunjukkan perilaku yang diharapkan. Manfaatnya besar dari model kurikulum teknologis adalah, materi pelajaran dapat disajikan pada anak didik dalam bentuk multimedia.
2. Landasan Sosiologis
Sekarang masyarakat teknologis telah menggantikan pikiran manusia dengan pikiran mekanis komputer, dengan kecepatan, ketepatan, serta kemampuan yang memungkinkan memecahkan masalah teknis dan organisasi yang sangat rumit. Manusia teknologis punya kekuatan meniru alam, termasuk kehidupan itu sendiri. Pesatnya pengunaan teknologi di dalam pendidikan pada tahun 1950-an merupakan akibat dari dua faktor, yaitu: pertama-tama, timbulnya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan sebagai cara memperbaiki mutu kehidupan; kedua, terjadinya ledakan penduduk usia sekolah. Berkomunikasi merupakan kegiatan manusia, sesuai dengan nalurinya yang ingin berhubungan satu dengan yang lain, saling berinteraksi dan saling membutuhkan. Komunikasi merupakan bagian hakiki kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, manusia akan kehilangan hakikatnya bila tidak melakukan komunikasi dengan sesamanya. Komunikasi dipandang sebagai proses, yaitu proses pengoperan dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna. Floyde Brooker menyatakan komunikasi adalah ... anything that conveys meaning, that carries a message from one person to another.” Proses belajar mengajar dari sudut pandang komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, makna, konsep, dan data yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima penerima pesan (komunikan). Selama komunikasi berjalan, terjadilah proses saling mempengaruhi antara komunikator dan komunikan. Inilah yang lazim disebut interaksi.
Wilbur Schramn menjabarkan pegertian umum komunikasi kedalam tiga kategori pokok yaitu :
1. Encoder , yaitu komunikator. Makna encoder yang sesungguhnya adalah penyandi karena informasi atau pesan yang disampaikan dalam bentuk sandi atau code.
2. Sign/signal, yaitu pesan, berita atau pernyataan yang ditujukan kepada seseorang atau pada penerima.
3. Decoder, yaitu komunikan yang dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima suatu pesan. Model komunikasi yang sederhana dari Wilbur Schramn terdiri dari kategori pokok, yaitu encoder (penyandi), sign/signal (tanda atau lambang) dari pesan, dan dencoder (pemecah sandi) penerima pesan komunikasi. Komunikasi sebagai proses dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu proses primer dan proses sekunder. Proses primer adalah proses komunikasi langsung, yaitu proses komunikasi tanpa media yang dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan. Proses sekunder, komunikasi berlangsung dengan batuan mekanisme yang dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan, atau ditujukan untuk mengatasi berbagai macam hambatan fisik yang merintangi proses komunikasi primer. Di samping itu ada komunikasi langsung dan ada komunikasi tidak langsung. Komunikasii langsung adalah komunikasi tanpa media, sedangkan komunikasi tak langsung adalah adalah komunikasi yang mempergunakan media sebagai perantara. Jenis komunikasi tak langsung disebut mediated communication.

Bentuk bentuk Komunikasi
Berdasarkan sandi yang dipergunakan dalam komunikasi dapat dibedakan dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Jenis komunikasi nonverbal adalah :
1. Parabahasa (paralanguange). Terdapat informasi yang terkandung dalam kata yang diucapkan seseorang. Peranan intonasi penting dalam pengajaran, terutama dalam penyampaian materi ceramah.
2. Bahasa tanda (sign languange), meliputi bentuk kondisi yang dapat menggantikan pemakaian bilangan, tanda baca, dan kata-kata.
3. Bahasa perbuatan (action languange), meliputi bentuk isyarat, ekspresi wajah, dan gerakan untuk menggantikan kata-kata.
4. Bahasa objek (objek languange), yaitu penampilan bahasa tertentu yang mengandung makna.
5. Komunikasi taktil (tactile communication), yaitu komunikasi melalui rabaan, elusan atau pegangan.
6. Ruangan dan waktu, yaitu bentuk komunikasi nonverbal yang berhubungan dengan kebudayaan suatu bangsa.

Tujuan Komunikasi
Menurut Aris Toteles komunikasi merupakan cara yang dapat dipergunakan untuk membujuk. Tujuan komunikasi adalah persuasi, yaitu upaya membujuk orang lain ke sudut pandang pembicara atau komunikator.

Tujuan komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga :
Pertama, tujuan komunikasi bersifat informatif yang berhubungan dengan pikiran manusia .
Kedua, tujuan komunikasi bersifat persuasif yang berkaitan dengan unsur kejiwaan manusia.
Ketiga, tujuan komunikasi bersifat hiburan yang berhubungan dengan unsur kejiwaan manusia.

Teori Behaviorisme berpandangan bahwa yang lebih berfaedah adalah merumuskan tujuan berdasarkan tujuan komunikator atau penerima pesan, tidak didasarkan atas ciri-ciri atau sifat yang terdapat di dalam pesan. Tujuan pokok berkomunikasi adalah mengubah hubungan asli antara diri dengan lingkungan. Tujuan komunikasi yang utama adalah mempengaruhi agen yang biasa menentukan terhadap lingkungan untuk dijadikan sesuatu yang dikehendaki.

Beberapa Prinsip di dalam Komunikasi
Beberapa prinsip yang berpengaruh dan menjadikan proses komunikasi lebih efektif sehingga tujuan komunikasi dapat dicapai, yaitu:
1. Makna di dalam proses komunikasi.
2. Gangguan (noise).
Dapat berasal dari sumber komunikasi atau berasal dari pesan yang disampaikan bahkan dapat juga berasal dari penerima pesan.
3. Peranan empati dalam proses komunikasi.
4. Konsep diri dalam proses komunikasi.
5. Umpan balik dalam proses komunikasi.

3. Landasan Psikologis
Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Ciri tingkah laku diperoleh dari hasil belajar adalah:
1. Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan potensial.
2. Kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.

Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Teknologi pengajaran sebagai upaya dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran didasarkan atas psikologi. Psikologi belajar meletakkan dasar-dasar bagi lahirnya teori belajar, yakni teori yang berupaya menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengapa terjadi perubahan tingkah laku pada individu. Teknologi pengajaran pada hakikatnya adalah teori pengajaran seperti teori kurikulum, teori administrasi pendidikan, teori bimbingan penyuluhan, teori penilaian. Ada tiga teori belajar aliran behavioristik yakni:
1. Teori Koneksionime
Belajar adalah konektifitas dan asosiasi antara kesan panca indera dan kecenderungan untuk bertindak.
2. Teori Kondisioning Klasikal
Berpendapat bahwa tingkah laku dibentuk melalui pengaturan dalam lingkungan. Dalam teori ini tekanan utama terdapat dalam pengaturan stimulus, sedangkan teori koneksionisme tekanan utama pada pengaturan respon. Teori kondisioning klasikal disebut tipe stimulus. Skinner membedakan dua macam respon yakni : respondet response (reflexive) dan operant response (instrumental response). Respondent response adalah respon cara alami timbul karena ransangan yang sesuai dengan stimulus tersebut (eliciting stimulus), sedangkan operant response adalah respon yang timbul dan perkembangannya diikuti oleh stimulus tertentu yang dapat memperkuat respon (reinforcing stimulus). Berdasarkan konsep ini maka dikembangkan sistem pengajaran modifikasi tingkah laku dengan elemen utamanya hadiah dan hukuman. Prosedur yang ditempuh adalah:
a. Menentukan jenis tingkah laku yang dikehendaki (tujuan).
b. Menganalisa komponen tingkah laku yang mendasari tingkah laku yang sesuai.
c. Mengidentifikasikan hadiah (reinforcer) yang sesuai untuk setiap komponen.
d. Melaksanakan pembentukan tingkah laku sesuai dengan urutan yang seuai.

Menurut teori belajar kognitif atau komprehensif manusia pada hakikatnya adalah organisme yang aktif. Cirii utamanya adalah {a} mengutamakan kemampuan individual, {b} mengutamakan keseluruhan bagian-bagian, {c} pentingnya peranan kognisi {d} mementingkan keseimbangan dalam diri individu {e} pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah. Teori belajar yang digolongkan dalam aliran kognitif adalah teori gestalt, teori medan, dan teori belajar humanistik.
Hukum yang digunakan dalam teori pengajaran, yakni :
1. Hukum penuh arti yang menjelaskan kecenderungan pada individu untuk mengamati sesuatu dengan penuh arti melalui pengaturan bentuk, warna, ukuran, dll.
2. Hukum persamaan yang menjelaskan bahwa hal-hal yang sama akan cenderung akan membentuk keseluruhan.
3. Hukum ketertutupan yang mejelaskan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung akan membentuk keseluruhan.
4. Hukum kontinuitas yang menjelaskan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung membentuk keseluruhan.

Menurut Kurt Lewin belajar adalah perubahan struktur kognitif, pentingnya motivasi apresiasi tentang kesuksesan dan kegagalan yang bersifat individu. Hadiah dan hukuman perlu diberikan dalam dosis tepat agar mendorong timbulnya motivasi. Teori Humanistik dipelopori oleh Maslow dan Carl Rogers menurut Maslow, tingkah laku manusia didorong dengan adanya kebutuhan akan pemuasan. Teknologi pengajaran sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat melepaskan diri dari kaidah dan hukum terjadinya perubahan tingkah laku individu (teori belajar). Teknologi pengajaran diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-teori belajar. Oleh sebab itu, teori pengajaran, termasuk teknologi pengajaran, bersumber dari teori belajar.
Hidup manusia itu seperti sebuah buku. halaman depan adalah tanggal lahir, halaman belakang adalah tanggal berpulang kepadaNya. Tiap lembarnya adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita. Ada buku yang tebal, ada yeng lembarnya sedikit. Adabuku yang menarik dibaca, ada yang tidak samasekali.sekali menulis tak akan pernah berhenti sampai selesai.Hebatnya seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih, bersih, baru dan tiada cacat. Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita. Kita slalu diberi kesempatan yang baru untuk melakukan kebenaran dalam setiap harinya, memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkanNya untuk kita Masing-masing..
Berjuang...!^.^