Contoh Naskah Audio




A.    Topik
RUMAH GADANG MINANGKABAU.
B.     Sasaran atau Audiens
Program video pembelajaran ini ditujukan kepada siswa-siswi SMP/MTs Kelas VIII pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau.
C.    Tujuan Program
Setelah menyaksikan dan menyimak program video pembelajaran ini, diharapkan siswa-siswi dapat:
1.      Mengetahui Arsitektur dan ukiran rumah gadang Minangkabau
2.      Mengetahui fungsi rumah gadang
3.      Mengetahui ciri khas rumah gadang
4.      Mengetahui tata krama di rumah gadang
5.      Mengetahui cara mendirikan rumah gadang
6.      Mengetahui rangkiang pada rumah gadang
D.    Durasi Waktu
Durasi waktu video pembelajaranh ini yaitu 45 menit 1 jam Pelajaran.
E.     Sinopsis
Program video ini menampilkan mengenai sejarah, bentuk, fungsi, dan arsitektur Rumah Gadang Minangkabau.
Rumah Gadangadalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsiSumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjung.Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tandukkerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahunnamun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.
F.     Treatment
Narator membacakan narasi yang telah disiapkan tentang arsitektur dan ukiran rumah gadang Minangkabau, fungsi rumah gadang, ciri khas rumah gadang, tata krama di rumah gadang, cara mendirikan rumah gadang dan rangkiang pada rumah gadang. Sementara itu juru kamera menampilkan cuplikan bagian-bagian mana yang dijelaskan oleh narator mengenai rumah gadang minangkabau.

G.    Naskah / Skrip Skenario
NO
VISUAL
AUDIO

SCENE
01
CAPTION
IN BLACK : Muncul tulisan Anak Nagari Production
Present
 

CU                  (10”)
MUSIK JINGGLE
02
CAPTION
Muncul tulisan RUMAH GADANG MINANGKABAU
LS-CU                        (10”)
MUSIK instument TARI PASAMBAHAN

03
cuplikan video seluruh bangunan rumah gadang dan rankiang
MUSIK instrument rumah gadang
Narasi : pengenalan singkat tentang rumah gadang

04
Sejarah singkat berdirinya rumah gadang
MUSIK
UP-DOWN-UNDER
Narasi :
Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita Tambo Alam Minangkabau. Cerita tersebut tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa. Bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang Minangkabau, baik sebagai simbol atau paEda perhiasan. Salah satunya pada pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak (tengkuluk tanduk) untuk Bundo Kanduang. Bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang Minangkabau. Konon kabarnya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa dahulu. Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.

05
Sejarah arsitektur rumah gadang



Rumah Gadang dibangun di salah satu dari dua desain dasar: koto Piliang dan bodi Caniago. Bentuk-bentuk yang berbeda mencerminkan dua variasi struktur sosial Minangkabau. Desain koto Piliang mencerminkan struktur sosial aristokrat dan hirarkis, dengan rumah yang mengandung anjuang (lantai mengangkat) di setiap akhir untuk mengizinkan duduk peningkatan pemimpin klan selama acara seremonial. Desain bodi Caniago mencerminkan struktur sosial yang demokratis, dengan lantai yang datar dan pada satu tingkat.

Rumah komunal besar yang masuk melalui pintu di tengah struktur yang biasanya dikelilingi oleh teras tegak lurus dengan atap pelana segitiga dan akhir upsweeping punggungan runcing. Variasi tanpa teras entri bernama bapaserek atau surambi papek ("tanpa beranda").

Rumah-rumah yang lebih besar dan lebih mewah, memiliki dinding yang lebih tinggi dan atap beberapa, sering dengan lima unsur dimasukkan ke satu sama lain, dan didukung oleh kolom kayu besar. Variasi pada jumlah kolom yang dikenal sebagai maharam gajah ("gajah berlutut"), yang mungkin memiliki kolom empat puluh menghasilkan bentuk yang lebih pendek dan lebih gemuk, dan babandiang rajo ('desain keagungan') dengan lima puluh pilar dan lebih ramping
bentuk. Selain itu enam kolom yang diperlukan di setiap akhir untuk anjuang variasi Piliang Koto.
Sebuah bangunan pemerintah yang mengandung unsur gaya gadang Rumah

Sebuah Minangkabau tradisional dewan aula, dikenal sebagai adat balai, tampak mirip dengan Rumah gadang. Jenis bangunan ini digunakan oleh para pemimpin klan sebagai tempat pertemuan, dan tidak tertutup oleh dinding, kecuali untuk anjuang dari model Piliang Koto. Istana Pagaruyung yang dibangun dalam gaya tradisional Minangkabau Rumah gadang arsitektur, namun salah satu aspek yang tidak biasa adalah bahwa ia memiliki tiga tingkatan. Di Sumatera Barat beberapa pemerintah modern dan bangunan komersial, dan rumah-rumah domestik (rumah Gedung), telah mengadopsi elemen-elemen dari gaya gadang Rumah.

Telah ada pemukiman Minangkabau yang cukup besar di Negeri Sembilan (sekarang di Malaysia) sejak abad ketujuh belas, dengan kepala Minangkabau masih ada penguasa. Negeri Sembilan Minangkabau, bagaimanapun, telah mengadopsi konstruksi atap bergaya Melayu, dengan sepotong punggungan kontinyu jerami dengan panjang daun palem melekat pada reng. Meskipun hal ini berarti hilangnya atap melengkung karakteristik dan memiliki atap blunter, masih dianggap bermartabat dan indah [1] pengaruh Islam Lebih ortodoks juga menyebabkan variasi seperti modifikasi tata letak interior,. Sebagai perempuan lebih terbatas pada
bagian belakang rumah daripada di kasus matrilineal Minangkabau Sumatera.

06
Ciri khas masing masing rumah gadang
·         Luhak Tanah datar
·         Luhak agam
·         Luhak 50 koto


Narator :
Rumah Gadang merupakan ciri khas Rumah Adat Minangkabau (Sumatra Barat), yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga besar dan pusat kegiatan orang yang sedarah dan seketurunan dari kerabat matrilinial baik kegiatan ekonomi dan sosial maupun kegiatan budaya, dikepalai oleh seorang Tungganai (Mamak) dan sebagai syarat berdirinya suatu nagari di Minangkabau, dengan arsitektur bentuk atap bergonjong (berbentuk tanduk kerbau).”
“Rumah Gadang dibangun dengan bergonjong dimana semakin keatas semakin runcing, agar air mudah meluncur dan atap tahan lama walaupun terbuat dari injuk.”
“Gonjong atap Rumah Gadang terdiri dua pola, yaitu gonjong Rumah Gadang Pola Koto Pialang (Aristokrat) terdiri dari 3 gonjong, 3 gonjong kanan , 1 gonjong depan dan 1 gonjong belakang , banyak terdapat di Luhak Tanah Datar.”
Sedangkan gonjong Rumah Gadang Pola Budi Caniago (Demokrat) terdiri 2 gonjong kanan, 2 gonjong kiri,1 gonjong depan dan 1 gonjong belakang, banyak terdapat di Luhak Agam Dan Luhak 50 Kota.”
Menurut Luhak, rumah gadang Luhak Tanah Datar dinamakan gajah maharam, karena bentuknya yang lebih lebar, memakai gonjong enam atau lebih, memiliki anjuang karena menganut kelarasan Koto Piliang.

Rumah gadang Luhak Agam disebut surambi papek karena bagian ujungnya seperti dipotong. Sedangkan rumah gadang Luhak Lima Puluh Koto dinamakan rajo babandiang. Kedua luhak ini rumah gadanganya memiliki anjuang karena menganut kelarasan Bodi Caniago.
“Rumah Gadang, sesuai dengan arsitektur ruangan dalam atau depan dengan lanjar (ruangan yang membujur dari depan ke belakang diantara tiang-tiang yang berderet), terbagi atas 3 tipe,yaitu :

Lipat Pandan
 : Berlanjar dua, disebut dengan Rumah Gadang Rajo Babandiang. 

Belah Rebung
 : Berlanjar tiga ,disebut dengan Rumah Gadang Bapaserek/Surambi Papek 

Gajah Maharam
 : berlanjar empat, disebut dengan Rumah Gadang Gajah Maharam. “
Menurut letaknya, ruangan Rumah Gadang terdiri atas:

Ruang depan
 : Merupakan ruang besar, dipakai sebagai ruang keluarga, rapat, menerima tamu dan sebagainya. 

Ruang tengah
 : Terdiri dari kamar-kamar, dipakai untuk kamar tidur penghuni wanita bersama suaminya.

Ruang Anjungan
 : Bangunannya lebih tinggi dari ruang depan, sebelah kiri dan sebelah kanan dipakai untuk tempat wanita yang baru menikah. 

Ruang Belakang
 : Merupakan dapur tanpa kamar mandi dipancuran diluar Rumah Gadang. “
“Bentuk Rumah Gadang segi 4 , tidak sistematis, mengembang keatas , untuk menangkis terpaan angin kencang. Tinggi lantai 2 meter dari atas tanah, dulunya untuk menghindari binatang buas dan juga memelihara ternak dibawahnya dan loteng digunakan untuk menyimpan barang-barang (gudang).”
Ruang di dalam rumah gadang selalu ganjil, yakni tiga, lima, tujuh, sembilan dan seterusnya, tergantung seberapa basar jumlah keluarga yang mendiaminya. Konon, pada masa lampau, ada yang mempunyai 17 ruang.
Tangga masuk tepat berada ditengah dan terdapat serambi. Ada juga tangga di bagian ujung, langsung ke dapur. Rumah Gadang juga merupakan bangunan induk dari sejumlah bangunan lainnya. Masing-masing adalah Balairung, Rangkiang, dan Musala. Bentuk Rangkiang atau lumbung padi sangat mirip Rumah Gadang. Rangkiang juga merupakan bangunan pelengkap Rumah Gadang yang berada tepat di halaman depan.
Permukaan dinding depan Rumah Gadang penuh dengan tatanan ukiran-ukiran yang menarik dan setiap ukiran itu mempunyai arti sendiri dan mengandung filsafah Minangkabau "ALAM TAKAMBANG JADI GURU".
“Dinding belakang disebut Dinding Sasak, karena pada masa lalu terbuat dari bambu yang dianyam, dinding depan dan samping terbuat dari kayu serta diukir. Berdirinya Rumah Gadang harus dilengkapi dengan Rangkiang atau Lumbung Padi, terletak dihalaman depan dan samping, yang berfungsi sosial dan ekonomi.”
07
Cara mendirikan rumah gadang
·         Wawancara





08
Tata krama di rumah gadang







Rumah gadang di minang kabau sangat di muliakan dan di hormati sekali.rumah itu di anggap suci.oleh sebab itu orang tua penghuni atau tamu yang dating harus bersih.di muka jenjang untuk naik disediakan air dan batu tapakan yang pipih,tempat membasuh kaki.inilah yang di sebub dengan cirano basah.jika naik rumah dengan kali kotor mereka akan merasa berdosa.jika tamu pakai alas kaki,maka alas kaki nya di tinggalkan di bawah,tidak dibawa naik kerumah.
Apa bila tamu laki-laki datang,jauh sebelum masuk rumah dia batuk batuk atau mendehem terlebih dahulu ,dengan tujuan memberi taukan pada ahli rumah itu.jika tamu itu perempuan,sebelum naik jenjang dia akan bertanya “ada orang dirumah?”atau memberi salam
Kalau yang datang kerumah anggota keluarga laki-laki ataupun mamak,ia akan duduk di ruang depan sebelum kanal atau ruang pangkal.ia membelakangi jendela,sekiranya anggota keluarga keluarga yang bukan mamak yang datang ke rumah gadang.jika ada orang sumando di rumah,dia naik kedapur untuk makan.jika untuk berunding mengenai sesuau,maka kemenakan itu duduk diruang depan membelakangi beranda muka sebelah kanan dari pintu masuk.jika orang sumando ikut bermusiawarah di rumah gadang dia duduk membelakangi biliknya.
Kalau anak gadis,boleh duduk bersama ketika makan dengan ibu bapaknya dan adik atau kakaknya.jika ibu dan bapaknya berunding tentang sesuatu,anak-anaknya tak boleh ikut.
Anak laki-laki yang akl baligh tak boleh diam dirumah gadang,mereka harus tidur di surau pada malam hari.
Apabila pihak sumando datang bertamu,perempuan yang diam dirumah gadang oleh istri atau mertua dari orang sumando tadi.duduknya di wilayah di hadapan balik saudaranya itu.
Jika tamu terhormat datang merka duduk di ruang muka sebelah kiri ,dari pintu masuk.
Sedangkan dalam hal berbicara dirumah gadang ada mempunyai aturan tertentu pula,sesuai dengan tata cara yang empat dalam pergaulan,yaitu:
1 . berbicara sama besar dengan saling menghormati disebut jalan mendatar,boleh bergurau.bergurau sekadarnya,dan jangan sampai keterlaluan.
2. berbicara dengan yang lebih tua dari kita,disebut jalan mendaki.kita harus memulainya,tidak boleh suara kita keras dari yang tua,di kiaskan dengan jalan mendaki
3. cara berbicara dengan orang sumando kita atau sebaliknya,bebicara harus hati-hati cukup perlu-perlu saja kita harus saling menyegani.kita tak boleh bersanda gurau,dudukpun tak boleh bergandeng bahu,dikhiaskan dengan jalan melereng.
4. berbicara yang kurang usianya dari kita.kita bicara dengan kasih saying .walaupun lawan bicara kita lebih rendah dari kita,janganlah kita berbicara kasar benar.kita harus mendidik yang muda dari kita yang di kiaskan dengan kata menurun.


09
Fungsi rumah gadang


Narator :

1.      Fungsi adat
Sebuah rumah gadang, merupakan rumah utama yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat minangkabau yang diikat oleh suatu suku tertentu. Sebagai rumah utama, rumah gadang merupakan tempat untuk melangsungkan acara-acara adat dan acara-acara penting lain dari suku yang bersangkutan.
2.      Fungsi keseharian
Rumah gadang merupakan wadah yang menampung kegiatan sehari-hari dari penghuninya. Rumah gadang adalah rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga besar dengan segala aktifitas mereka setiap harinya. Fungsi inilah sebenarnya yang lebih dominan berlangsung pada suatu rumah gadang. Sebagaimana lazimnya rumah tinggal bagi masyarakat umumnya, disinilah interaksi antar anggota keluarga berlangsung. Aktifitas sehari-hari seperti makan, tidur, berkumpul bersama anggota keluarga dan lain sebagainya lebih dominan berlangsung disini, disamping kegiatan-kegiatan adat.


10
Rangkiang rumah gadang

Narator :
Setiap rumah gadang memiliki rangkiang.
Rangkiang adalah bangunan kecil yang
merupakan tempat menyimpan padi milik kaum.
Rangkiang berjejer di halaman depan rumah gadang. Terdapat 4 macam rangkiang : rangkiang sitinjau lauik, rangkiang sibayau-bayau, rangkiang sitangguang lapa, dan rangkiang kaciak.
Fungsi rangkiang :
1.      Rangkiang sitinjau lauik, bentuknya lebih langsing dari yang lain, berdiri diatas empat tiang. Letaknya ditengah diantara yang lain. Rangkiang ini berfungsi untuk menyimpan padi yang akan digunakan membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibikin sendiri.
2.      Rangkiang sibayau – bayau, biasanya dibuat lebih gemuk dan berdiri di atas enam tiang. Letaknya disebelah kanan. Rangkiang ini berfungsi untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk makanan sehari – hari.
3.      Rangkiang sitangguang lapa, bentuknya persegi dan berdiri diatas empat tiang. Rangkiang ini sesuai dengan namanya, berfungsi sebagai menyimpan padi sebagai cadangan. Biasanya, isi rangkiang digunakan ketika musim paceklik, atau ketika ada keperluan mendesak.
4.      Rangkiang kaciak, atap rangkiang ini biasanya tidak bergonjong, bangunannya lebih kecil dari rangkiang yang lain dan rendah. Ada juga bentuknya yang bundar.
Rangkiang ini fungsinya untuk menyimpan padi abuan. Padi abuan adalah padi yang khusus disediakan untuk benih dan persediaan dalam pembiayaan mengerjakan sawah pada musim berikutnya.


11
IN BLACK muncul tulisan
Produser
Sutradara
Writer
Soundtrack
Terima kasih kepada :
Driver
Tempat minjam kamera
Tv education
Dosen Juru kamera
Juru musik
Lokasi shooting
IN BLACK
Sekian terima kasih
MUSIK
Saluang
Ratu sikumbang



No comments: